Tips Survival 1

Monday, September 29, 2008 0 comments

Survival is the art of staying alive. Hal-hal yang mendasar dalam survival:

1. Mental kuat sama pentingnya dengan Ketahanan Fisik dan Pengetahuan
2. Mempergunakan semua hal (jika mungkin) dari alam untuk membantu bertahan hidup
3. Bagaimana menarik perhatian regu penolong
4. Bagaimana menemukan jalan kembali ke peradaban
5. Bagaimana mempertahankan kesehatan prima
6. Bagaimana menyembuhkan diri sendiri dan orang lain ketika terluka
7. Bagaimana memotivasi diri sendiri dan orang lain dalam situasi mendesak
8. Bagaimana mengasah selalu keterampilan dan pengalaman untuk bertahan hidup. (peralatan dan perlengkapan dianggap hanyalah sebagai bonus)

Sumber: SAS Survival Guide, John Wiseman, HarperCollins Publisher, 1993

Read more... Read full post >>

Gn. Welirang: Because It's There

0 comments


Ketika ditanya, mengapa ia mendaki Himalaya…Mallory dengan sederhana menjawab…because it’s there…..karena puncak itu yach di sana …
Sebuah kalimat sederhana tetapi menyimpan banyak makna…paling tidak salah satunya seperti yang akan saya tafsirkan…mengapa kami ingin mendaki gunung, mencoba meraih puncak…. yach karena HAL itu disana…HAL: itu menunjuk kepada TEMPAT Yang LEBIH TINGGI, SOSOK yang LEBIH TINGGI, yang maha….tempat jiwa bersentuhan kembali dengan pemilik-Nya….

Peserta: Kira, Heri, Aji, Gendruk, Sronggot, Nico (loyola)

27 Des 2007
Satu mobil Kuda milik ATMI cukup untuk menampung enam orang dan enam carrier…Telat 3 jam dari yang direncanakan, pukul 12 siang kami menuju Tretes….dari enam orang, hanya satu yang belum pernah sama sekali mendaki gunung, yakni mas Heri…pengalaman pertama senantiasa merupakan pengalaman menembus batas….
Satu setengah jam kemudian kami berhenti di Ngawi untuk makan sore dengan menu pecel….

Tidak terlalu sulit bagi kami untuk sampai di Tretes…cukup dua tiga kali bertanya plus sering-sering melihat plang hijau, akhirnya pukul 9 malam kami tiba di Base Camp Tretes….sebelumnya kami agak disibukkan dengan para pengendara ojek yang menawarkan villa beserta failitas penghangat lainnya (tahu khan maksudnya?)….tidak hanya sekali mereka menawarkan…bahkan mobil kami pun sampai dikejarnya dan agak sedikit dipaksa untuk berhenti…tegas, kami menolak…intensi malam ini harus mendaki….
Suasana di Base Camp sepi…tidak ada pendaki…baik yang akan naik atau bermalam…kami sempat sebentar mencari penjaga Base Camp…lalu, baru kemudian ada dua orang bapak paruh baya yang melayani perizinan pendakian….seiring perizinan diurus, satu dua orang menggali informasi mengenai Welirang dan mencari perlengkapan yang masih kurang seperti air minum, batere, senter, dan mantol….untung ada satu toko cukup lengkap yang masih buka….

Setelah semua siap, pukul 22.00, kami mulai merayap mendaki melalui jalan beraspal memasuki kawasan wisat Gunung Arjuna Welirang….hujan rintik-rintik…. Tidak sampai setengah jam hujan rintik mulai berhenti, dan kami sampai di POS 1 Pet Bocor…ada sebuah pondok atau rumah dengan pipa-pipa di pinggir jalan yang sedang bocor (atau sengaja dibiarkan bocor)……jalan yang kami lalui tidak terlalu curam…cukup untuk satu mobil Jeep yang biasa mondar-mandir untuk angkut penumpang dan mungkin angkut belerang…setengah perjalanan menuju POS 2, ada sebuah warung kecil dipinggir jurang…berhenti sejenak untuk minum teh hangat dan menikmati suasana tempat tinggi….lalu kembali berjalan selama dua jam dengan santai menuju POS 2 Kop-kopan…ada beberapa pondok dan warung yang sayangnya pada saat itu sepi dan terlihat tidak ada orang…kelihatannya ini batas terakhir jalan untuk kendaraan….kami berjalan lagi…terlihat tidak ada kesulitan bagi kami…hampir semua pernah mendaki…mas Heri pun bisa mengikuti langkah kami…bahkan kadang berada di depan kami….sekitar pukul 5 pagi, di sebuah area yang agak lapang…kami berhenti dan mendirikan tenda…istirahat sejenak….

28 des 2007
Pukul 7 pagi hari, kami sudah bangun dari tidur…matahari mulai semakin meninggi…satu orang dari kami mulai memasak….area sekitar kami mulai terlihat jelas…beberapa pohon tumbang dan menghitam karena terbakar….beberapa masih bertahan berdiri walaupun kulit-kulitnya sudah menghitam karena lahapan api….sesudah mendokumentasi situasi ini, pukul delapan kami berjalan kembali…..sebelum sampai POS 3 kami berpapasan dengan sekelompok pendaki yang akan menuju Arjuna….kami berhenti sejenak…seperti kawan lama, kami saling menyapa, berjabat erat dan menawarkan air dan makan kecil…sungguh gembira bisa bertemu dengan orang-orang yang satu visi dan satu misi….

Perjalanan menuju POS 3 cukup jauh dan melelahkan….kami berjalan perlahan…sesekali beristirahat dan bergurau…..Pukul 11 siang kami sampai di POS 3 Pondokan….suatu kawasan cukup luas yang merupakan cabang jalur menuju Arjuna (ke kiri 5 jam) dan Welirang (ke kanan/lurus 3 jam)…ada beberapa pondok para penambang belerang…ada tumpukan-tumpukan dan karung-karung belerang…tampak beberapa penambang sedang sibuk mengikat karung belerang…kami beristirahat dan sekali lagi melihat beberapa pohon terbakar yang sudah tumbang…sambil beristirahat kami membicarakan dua hal: apakah akan lanjut terus atau tidak? Lalu, apakah akan menuju Arjuna atau Welirang? Diputuskan lanjut terus sesuai rencana ke Welirang…
Pukul 12 kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak…sesekali kami berpapasan dengan para penambang belerang yang turun dari kawah menggerek kereta besi yang ditumpuki oleh karung-karung berisi belerang…sesekali kami didahului oleh para penambang yang mengangkat kereta besi di atas kepala menuju Puncak….jalur yang curam ini dilalui mereka dan kami dengan susah payah…..berapa kira-kira penghasilan mereka? Menambang belerang dengan cara manual…mestinya tidak sampai seratus ribu rupiah sehari….pukul 3 sore kami tiba di Puncak Gunung Welirang…tenda didirikan…kompor dikeluarkan..dan kami mulai memasak Indomie dan makan…
Selama satu jam kami di sana…cuaca berkabut dan hujan mulai turun kembali dengan rintik-rintik…merasakan adanya bahaya, cepat-cepat kami membereskan tenda dan perlengkapan, memakai mantol, dan mendokumentasikan keberadaan kami di Puncak Welirang ini…lalu pukul 4 sore kami menuruni Puncak….
Mencoba agar tidak terlalu malam sampai di base camp, kami mempercepat perjalanan turun….perhentian pertama di Pondokan…hujan sempat berhenti dan ketika hendak turun mulai rintik kembali….pukul 7 malam sampai di Kop-kopan…hujan semakin deras …suasana semakin asing dan liar bagi kami…seperti berada terpisah jauh dari dunia…kami mampir di sebuah pondok/warung dan untunglah masih bisa memesan teh hangat dan makan ubi goreng…kami mengobrol agak lama sambil berharap hujan segera berhenti….
Setengah jam kemudian, hujan tidak berhenti…kami putuskan untuk memakai kembali mantol dan berjalan turun melalui jalur penuh batu….pakaian, sepatu dan tas sudah mulai basah….kami terus mempercepat langkah…pukul sembilan sampai di Pet Bocor..langsung turun…dan setengah sepuluh sampai di Base Camp…hujan menjadi rintik…di perjalanan kami mulai bertanya-tanya tentang hotel yang murah…untunglah Bapak penjaga Base Camp kenal dengan salah satu pemilik losmen…kami diantar dan membuat perjanjian dengan pemilik Losmen…hampir semua lelah dan sakit kaki…dengan agak memaksa diri, barang dan tas mulai dimasukkan ke mobil dan kami mulai menuju losmen tidak jauh dari base camp…satu losmen dengan tiga kamar tidur, dua kamar mandi, satu ruang tamu plus tv menjadi rumah kami untuk satu malam…sesudah mandi….kami makan malam sate ayam, tidak hanya satu porsi, tetapi dua porsi masing-masing orang…walau lelah, malam ini kami masih sempat karaoke dan ngobrol…esoknya pun masih sempat istirahat dan berjalan-jalan sebelum pulang ke Surakarta….


29 des 2007
Pagi Jam 10 kami Check Out menuju Batu, Selecta….rencananya ingin memetik apel di kawasan Selecta, tetapi lalu batal…dari Selecta lalu menuju pantai Bale Kambang (Malang Selatan)…suasana agak ramai…mungkin persiapan tahun baru…teringat akan suasana di Tanah Lot Bali, kami menyeberang jembatan dan menuju pura agak menjorok ke arah laut dalam…hati digembirakan oleh keindahan pantai ini….keindahannya membuat kami tidak bisa lagi ‘jaim’ atau mengendalikan gairah kami untuk menikmati alam…puas berfoto-foto dengan berbagai gaya bahkan ditemukan gaya-gaya baru yang lebih fotogenik,…. satu jam kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju pesisir laut selatan-Blitar-Trenggalek-Ponorogo- Wonogiri, dan akhirnya tiba di Solo pukul 24.00…..

Beberapa orang menganggap bahwa pendakian yang kami buat adalah suatu hal yang tidak penting, nekat dan terkesan hanya cari mati saja….bukankah lebih nyaman berada di rumah bersama dengan keluarga, apalagi di saat liburan Natal seperti ini….tetapi sekali lagi, mengutip banyak pendaki terkenal lainnya: Yang pasti bukan dorongan kepada kematian yang membuat kami melakukan tindakan itu, tetapi karena dorongan ingin hidup lebih hidup….

Read more... Read full post >>